LANDASAN PENGEMBANGAN
KURIKULUM
A. Hakikat
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum pada
hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran
yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya. Kurikulum selain
sebagai rumusan tentang suatu tujuan yang harus dicapai, namun juga dapat memberikan
pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa.
· Menurut
David Pratt (1980)
Pengembangan kurikulum
adalah proses kegiatan yang disengaja dan dipikirkan untuk menghasilkan sebuah
kurikulum sebagai pedoman dalam proses dan penyelenggaraan pembelajaran oleh
guru di sekolah.
· Seller
dan Miller (1985)
Pengembangan kurikulum
adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus. Dapat
digambarkan seperti siklus seperti berikut :
orientasi
(pengenalan) kurikulum
evaluasi pengembangan
(dikembangkan menjadi pedoman
belajar)
Implementasi
(dalam proses belajar)
Dari siklus tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan
kurikulum memiliki dua sisi yang sama pentingnya, yaitu kurikulum sebagai
pedoman yang kemudian membentuk kurikulum tertulis dan kurikulum sebagai
implementasi yaitu dalam bentuk sistem pembelajaran.
Dua
hal yang harus dipertimbangkan dalam menetukan isi pengembangan kurikulum,
yaitu :
1)
Rentangan Kegiatan
Urutan pengembangan isi
kurikulum yaitu rancangan kebijakan kurikulum, rancangan bidang study, program
pengajaran, unit pengajaran dan rencana pembelajaran. Menurut McNeil, Nasution
(1989) mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum ada dua proses yaitu
pengembangan pedoman kurikulum dan pengembangan pedoman instruksional.
2)
Tujuan Kelembagaan
Tujuan kelembagaan
merupakan visi misi suatu sekolah. Pengembangan kurikulum harus dilakukan
dengan mengacu pada visi misi sekolah, karena setiap sekolah memiliki visi misi
dan kemampuan yang berbeda, dalam istilah lain dapat dikatakan bahwa dalam
menentukan pengembangan kurikulum haruslah sesuai dengan kondisi dan kemampuan
suatu sekolah untuk mencapai tujuan sekolah.
B. Prinsip
- prinsip Pengembangan Kurikulum
1)
Prinsip Relevansi
Artinya
pengalaman-pengalaman belajar yang disusun dalam kurikulum harus sesuai dengan
nilai-nilai yang ada di masyarakat serta membekali siswa baik dalam bidang
pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai dengan tuntutan dan harapan
masyarakat. Prinsip ini ada dua macam, yaitu relevansi internal (menunjukan
keutuhan suatu kurikulum), dan relevansi eksternal (keserasian antara tujuan,
isi dan proses belajar siswa yang ada dalam kurikulum sesuai kebutuhan
masyarakat).
2)
Prinsip Fleksibilitas
Artinya kurikulum harus
bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada agar mudah diterapkan. Prinsip
ini memiliki dua sisi yang berbeda, yaitu fleksibel bagi guru dan fleksibel
bagi siswa.
3)
Prinsip Kontinuitas
Artinya adanya
keterkaitan dan kesinambungan antara materi pelajaran pada berbagai jenjang dan
jenis program pendidikan. Prinsip ini bertujuan agar tidak terjadi pengulangan
materi pelajaran dan untuk keberhasilan siswa dalam menguasai materi.
4)
Prinsip Efektifitas
Artinya rencana dalam
suatu kurikulum dapat dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar
mengajar. Ada dua sisi dalam prinsip ini, yaitu efektifitas kegiatan guru dan
efektifitas kegiatan siswa.
5)
Prinsip Efisiensi
Artinya suatu
perbandingan antara tenaga waktu, suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil
yang diperoleh.
C. Landasan
Pengembangan Kurikulum
1)
Landasan Filosofis
a. Filsafat
dan Tujuan Pendidikan
Filsafat sebagai sistem
nilai harus menjadi dasar dalam menentukan tujuan pendidikan. Artinya,
pandangan hidup atau sitem nilai yang dipandang baik oleh suatu masyarakat akan
tercermin dalam tujuan pendidikan yang harus dicapai. Karena pada hakikatnya
kurikulum berfungsi untuk mempersiapkan anggota masyarakat yang dapat
mempertahankan, mengembangkan dan dapat hidup dalam sistem nilai masyarakatnya
sendiri.
b. Filsafat
sebagai Proses Berfikir
Filsafat sering
diartikan sebagai cara berfikir. Orang yang berfilsafat artinya orang yang
berfikir secara mendalam tentang masalah secara menyeluruh sebagai upaya
mencari dan menemukan kebenaran. Dalam pengembangan kurikulum dapat mengambil
dari berbagai gabungan aliran-aliran filsafat apa saja.
2)
Landasan Psikologis
Secara psikologis, anak
didik memiliki keunikan dan perbedaan baik perbedaan minat, bakat, maupun
potensi yang dimilikinya sesuai dengan tahapan perkembangannya.
a. Psikologi
Perkembangan Anak
Yang perlu diperhatikan
adalah pemahaman tentang masa-masa perkembangan anak. Untuk memahami
perkembangan anak didik, salah satu teori yang banyak digunakan adalah teori
perkembangan kognitif menurut Piaget. Dalam teori ini, kemampuan kognitif
merupakan suatu yang fundamental yang mengarahkan dan membimbing perilaku anak.
Selain itu harus memahami tahapan-tahapan perkembangan kognitif, yaitu
sensorimotor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal.
b. Psikologi
Belajar
Pengembangan kurikulum
tidak terlepas dari teori belajar. Karena pada dasarnya kurikulum disusun untuk
membelajarkan siswa. Jadi, disini harus memiliki pemahaman tentang teori-teori
belajar sesuai dengan psikologi belajar siswa yang tepat dalam penerapannya.
3)
Landasan Sosiologis – Teknologis
a. Kekuatan
Sosial yang Dapat Mempengaruhi Kurikulum
Dengan adanya kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat selalu bergerak menuju perkembangan
yang semakin kompleks. Kesulitan yang dihadapi dalam pengembangan kurikulum
adalah manakala setiap kelompok sosial memberikan masukan dan tuntutan yang
berbeda sesuai dengan kepentingan kelompoknya.langkah yang penting dalam
penyusunan kurikulum adalah menyerap
berbagai informasi yang dibutuhkan masyrakat. Disinilah kurikulum menjalankan
peran evaluatif dan kritis dalam menentukan muatan kurikulum.
b. Kemajuan
IPTEK sebagai Bahan Pertimbangan Penyusunan Kurikulum
Sesuai dengan perubahan
zaman yang sangatlah cepat, maka kurikulum berfungsi sebagai alat pendidik,
harus terus-menerus diperbaharui menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi
baik isi maupun prosesnya.
Dalam pengembangan
kurikulum harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a)
Perubahan pola hidup
Dengan adanya perubahan
pola hidup individu dalam suatu masyarakat, memiliki konsekuensi yang harus
dipersiapkan oleh lembaga pendidikan. Kurikulum harus dirancang agar mampu
membentuk manusia produktif yang bukan hanya dapat bekerja, namun lebih jauh
mencintai pekerjaannya, dapat memilah teknologi, dan dapat mengatur sistem
perekonomian.
b)
Perubahan sosial politik
Arus globalisasi
bergerak sangat cepat dalam membawa perubahan kehidupan sosial politik. Dalam
mengantisipasinya, maka para pengembang kurikulum haruslah mempelajari dan
memahami kebutuhan masyarakat, menganalisis budaya masyarakat sekitar sekolah,
menganalisis potensi daerah, menganalisis syarat dan tuntutan kerja, dan
menginterprestasi kebutuhan individu dalam kerangka kepentingan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar